Pernah nggak sih kamu mikir kenapa kaum adam itu nggak
peka ?
Nggak peka atas hati kamu. Nggak peka atas apa yang
udah kamu tunjukin.
Mungkin kamu yang terlalu bersembunyi. Tapi mungkin
juga dia yang terlalu cuek.
Lalu kamu mencoba mengingat setiap kejadian demi
kejadian yang kamu lewatin, bareng dia.
Iya, dia yang paling berharga buat kamu.
Tapi ternyata, kamu nggak seberharga itu buat dia.
Sinyal-sinyal yang kamu tunjukin ternyata belum cukup,
mungkin dia perlu sinyal yang lebih.
Lalu timbul pertanyaan besar yang berputar di benak
kamu sekarang.
Dia nggak peka atau nggak peduli ?
Dia nggak punya otak atau nggak punya hati ?
Kamu nggak pernah berharap dia salah satu dari itu.
Tapi kenyataanya, dia bisa aja keduanya.
Saat kamu sadar dia belum peka, kamu tetap menikmati
hari bersamanya.
Menciptakan kenangan manis yang bisa kamu kenang suatu
saat nanti.
Nggak terasa air mata menetes, air mata yang harusnya
jadi keping-keping kebahagiaan kamu dan dia.
Kamu ingin mengakhiri ketidakberdayaan kamu.
Kamu ingin dia sadar atas apa aja yang udah kamu
lakuin buat dia, tapi kamu bisa apa ?
Kamu tetap bertahan kan ?
Keinginan move on selalu ada, tapi ya terlalu berharga
kan ?
Ah, seandainya dia tau sedang dicintai sebegitu
besarnya, mungkin... Entahlah.
Sebaiknya nggak perlu berandai-andai.
Jadi, bukan seandainya dia tau, tapi harusnya dia tau.